Memahami Bekam
#Menurut kedokteran tradisional, bahwa di bawah kulit, otot, maupun fascia terdapat suatu poin atau titik yang mempunyai sifat istimewa. Antara poin satu dengan poin lainnya saling berhubungan membujur dan melintang membentuk jaring-jaring atau jala. Jala ini dapat disamakan dengan meredian, cing luo, tho’, khottuz zawaal, atau habl. Dengan adanya jala ini, maka terdapat hubungan yang erat antara bagian tubuh sebelah atas dengan sebelah bawah, antara bagian dalam dengan bagian luar, antara bagian kiri dan bagian kanan, antara organ-organ tubuh dengan jaringan bawah kulit, antara organ yang satu dengan organ lainnya, antara organ dengan tangan dan kaki, antara organ padat dengan organ berongga, dan lain sebagainya, sehingga membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dan dapat bereaksi secara serentak.
#Kelainan yang terjadi pada satu poin ini dapat ditularkan dan mempengaruhi poin lainnya. Juga sebaliknya, pengobatan pada satu poin akan menyembuhkan poin lainnya. Teori ini dapat menjelaskan bahwa seseorang yang sakit matanya tidak perlu dibekam pada matanya. Atau seseorang yang mengalami gangguan pada saluran pencernaannya dapat terlihat gambaran penyakit di lidahnya. Sehingga untuk mengobati pencernaannya dapat dibekam pada titik poin pencernaan maupun lidahnya, dan sebaliknya untuk mengobati penyakit pada lidah dapat dibekam di poin saluran pencernaannya.
#Hasil penelitian dunia kedokteran modern mendapatkan bahwa poin istimewa merupakan motor points pada perlekatan neuromuskular (neuromuscular attachements) yang mengandung banyak mitokondria, kaya pembuluh darah, mengandung tinggi mioglobin, sebagian besar selnya menggunakan metabolisme oksidatif, dan lebih banyak mengandung cell mast, kelenjar limfe, kapiler, venula, bundle dan pleksus saraf serta ujung saraf akhir, dibanding dengan daerah yang bukan poin istimewa.
#Mereka membuktikan bahwa apabila dilakukan pembekamam pada satu poin, maka di kulit (kutis), jaringan bawah kulit (sub kutis), fascia dan ototnya akan terjadi kerusakan dari mas cell dan lain-lain. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa zat seperti serotonin, histamin, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam.
#Dilatasi kapiler juga dapat terjadi ditempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadi perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, corticotrophin, dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.
#Sedangkan golongan histamin yang ditimbulkannya mempunyai manfaat dalam proses reparasi (perbaikan) sel dan jaringan yang rusak, serta memacu pembentukan reticulo endothelial cell, yang akan meninggikan daya resistensi (daya tahan) dan imunitas (kekebalan) tubuh. Sistem imun ini terjadi melalui pembentukkan interleukin dari cell karena faktor neutral, peningkatan jumlah sel T karena peningkatan sel-enkephalin, enkephalin dan endorphin yang merupakan mediator antara susunan saraf pusat dan sistem imun, substansi P yang mempunyai fungsi parasimpatis dan sistem imun, serta peranan kelenjar pituitari dan hypothalamus anterior yang memproduksi CRF.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa pembekaman di kulit akan menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spino thalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsangan lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri. Efek lainnya adalah dilatasi pembuluh darah kulit, dan peningkatan kerja jantung.
#Pada sistem endokrin terjadi pengaruh pada sistem sentral melalui hypothalamus dan pituitari sehingga menghasilkan ACTH, TSH, FSH-LH, ADM. Sedangkan melalui system perifer langsung berefek pada organ untuk menghasilkan hormon-hormon insulin, thyroxin, adrenalin, corticotropin, estrogen, progesteron, testosteron. Hormon-hormon inilah yang bekerja di tempat jauh dari yang dibekam.
No comments:
Post a Comment